Peringatan Gugurnya Mayjen D.I Pandjaitan
Pelaksanaan Acara Peringatan Gugurnya Pahlawan Revolusi Mayor Jenderal D.I Pandjaitan bertajuk ” Pahlawanku, Teladanku”, Senin, 30 September 2024 bertempat di Lokasi Komplek Monumen D.I Pandjaitan, Lumbantor, Natolutali, Kec, Silaen, Kabupaten Toba berlangsung dengan khidmat dan sukses. sekitar 400 orang silih berganti meramaikan kegiatan.
Rombongan PJs. Bupati Toba DR. Agustinus Panjaitan, Sekdakab Toba,Augus Sitorus, Wakapolres Toba, Mewakili Kajari Toba Samosir, Asisten, dan Kepala Dinas dan Staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba, Danramil Silaen, Kapolsek Silaen dan Camat Silaen dan Tamu Undangan lainnya disambut dengan 5 (lima) orang Penari Tortor dari SMP Negeri 2 Silaen memasuki lokasi monumen. Serangkaian Acara di mulai jam 9 WIB berupa Upacara resmi Kenegaraan, Peletakan Krans Bunga dan Penaburan Bunga. Upacara dibawakan oleh Personil Koramil 14/Silaen berlangsung khidmat dan tertib. Barisan TNI/Polri, Kepala Desa, Kepala Sekolah SD, SMP, SMA, Ketua STTRIL, Para Pelajar dan Mahasiswa.
Setelah Acara Kenegaraan selesai, dilanjutkan dengan Acara Kebaktian. Siraman Rohani dibawakan oleh Pdt. Robinson Panjaitan, Penasehat Forum Martabe Sigurs (Formasi) dengan tema khotbah dikutip dari Yohannes 15:13 “Tidak Ada Kasih Yang Lebih Besar Daripada Kasih Seorang Sahabat Yang Memberikan Nyawanya untuk Sahabat-Sahabatnya. Pendeta membacakan langsung ayat yang tertulis di Monumen D.I Panjaitan. Pendeta berpesan agar semua masyarakat Toba kembali mengenang Jasa Pahlawan yang telah mengorbankan dirinya, dan meneladaninya. Secara khusus Pendeta semua hadirin agar meneladani Mayjen D.I Pandjaitan, seorang yang sangat religius, Jendral Soekarno memujinya bak seorang pendeta. Kita layak mengikuti langkahnya menjadi Pahlawan-Pahlawan baru meski tanpa mengorbankan nyawa. Pendeta juga secara khusus Pendeta meminta kepada para perantau khususnya Yayasan Pandjaitan Lumbantor agar bisa mendirikan sekolah di Natolutali mulai SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi di Lumbantor, agar sumber daya manusia terbaik tidak keluar dari Toba ini, biarlah kita belajar dan mengabdi di tanah ini, dan menjadi Pahlawan bagi tanah leluhur kita.
Sambutan Ketua Formasi, sebagai Organisasi yang menggagas kegiatan bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Silaen. Pantun Siagian mengucapkan terimakasih kepada seluruh hadirin, secara khusus kepada PJs. Bupati Toba, DR. Agustinus Panjaitan yang merupakan anak Sigurs, yang berasal dari Parsingguran, Desa Natolutali. Pantun menitikberatkan tentang pentingnya menjalin kerjasama untuk membangun kampung. Ketua juga menegaskan bahwa Kepahlawanan D.I Pandjaitan dapat menjadi contoh bagi para pelajar. Pantun juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Toba agar Monumen D.I Pandjaitan dan Lokasi Perkampungan Pandjaitan Lumbantor dapat menjadi spot wisata baru di Toba. Formasi secara khusus berterimakasih kepada Yayasan Pandjaitan Lumbantor yang mendukung acara ini hingga dapat terlaksana.
Camat Silaen Tumpal Panjaitan, memberikan sambutan mewakili keluarga D.I Pandjaitan. Mengucapkan terimakasih kepada seluruh hadirin yang telah memenuhi undangan panitia. Tumpal Panjaitan menguraikan tentang sejarah kepahlawanan D.I Pandjaitan dari semenjak masa kecil, awal pendidikan sampai jabatan terakhir yang diemban beliau. Tumpal juga menjelaskan tentang Silsilah Keluarga Pandjaitan di Jakarta dan sumbangsihnya bagi Toba, khususnya Kecamatan Silaen. Acara ini didukung penuh oleh Yayasan Panjaitan Lumbantor. Formasi diharapkan ke depan tetap semangat dan berkontribusi positif bagi kemajuan Silaen.
PJs. Bupati Toba, DR. Agustinus Panjaitan mengucapkan terimakasih atas kerja keras panitia sehingga acara baik seperti ini dapat terlaksana. Seluruh rangkaian acara yang berlangsung dengan khidmat. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa-jasa pahlawannya. Dengan momentum Peringatan Wafatnya D.I Pandjaitan, kita meneladani perjuangan dan jasanya bagi tegaknya Pancasila di negara Indonesia. Tetaplah bekerja dengan tulus, berbuat yang terbaik bagi kampung halaman kita.
Acara dilanjutkan adalah penampilan menyanyi anak sekolah, penampilan juara1 dan 2 Marturiturian tingkat SMP Ruth Maharani Sibarani dan Gladys Chikita Silaen, Marsiruriak yang dibawakan Pegiat Sastra dan Budaya Batak, Tansiswo Siagian, Pembacaan Puisi Tangisan 30 September 1965 dan Pahlawan Revolusi, Penampilan Tortor Batak, dan Penampilan Artis PST, Operette dan pemberian cinderamata kepada perwakilan Keluarga D.I Pandjaitan yang diwakili oleh Ibu Arta br. Siagian.
Seluruh rangkaian acara terlaksana dengan baik dan sukses, acara kenegaraan berlangsung dengan khidmat dan acara hiburan cukup memberikan warna di Lumbantor, Desa Natolutali, pedagang juga turut meramaikan acara dengan berdagang di depan pintu masuk monumen. Setelah lagu O, Tano Batak dilantunkan seluruh acara ditutup secara resmi dengan ucapan terimakasih kepada para pihak dan seluruh panitia yang telah memberikan kontribusi.
Leave a Reply