
Reses DPRD Provinsi Sumatera Utara
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Tahun 2025
Rancangan Perda Provinsi Sumatera Utara dalam rangka Pemajuan Kebudayaan di Provinsi Sumatera Utara oleh Bapak Viktor Silaen, SE, MM anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Tahun 2025 bertempat di Aula HKBP Parsambilan Silaen Desa Sinta Dame Kecamatan Silaen Kabupaten Toba pada hari Sabtu, 22 November 2025.
Harapan Sibarani yang bertindak sebagai Moderator terkait Pemajuan Kebudayaan di Provinsi Sumatera Utara, ia memperkenalkan Bapak Victor Silaen, Tumpal Panjaitan, pengurus Batak Center seraya mengucapkan terimakasih selanjutnya doa pembukan oleh Ketua Batak Center Tua Pangaribuan.
Sambutan Tokoh Masyarakat, Charles Sitorus mengucapkan terimakasih atas kehadiran Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara di Kecamatan Silaen. Masyarakat mengharapkan bantuan dan dukungan dari DPRD dalam rangka kemajuan dan pelestarian kebudayaan.
Camat Silaen, Tumpal Panjaitan dalam sambutan dimulai dengan pantun yang disambut riuh oleh ratusan peserta yang hadir. Berbicara tentang kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa, namun budaya bisa saja hilang. Tugas kita adalah menjaga dan melestarikan budaya. Budaya kita mulai terkikis, maka masyarakat harus berupaya mengembalikan dan bisa menggai nilai-nilai. Budaya Batak takterlepas dari rongrongan budaya luar, maka dipandang perlu melakukan langkah-langkah strategis, termasuk mendirikan sanggar seni budaya batak di Kecamatan Silaen yang lengkap dengan peralatan atau perangkat pendukungnya.
“Mari kita lestarikan dan menjaga budaya batak Toba, banyak hal yang mau kita gali,” tegas Camat Silaen.
Banyak ruma bolon atau ruma batak lainnya yang harus direnovasi dan banyak poin-poin wisata budaya lainnya yang harus dilestarikan.
Kecamatan Silaen dipersiapkan menjadi destinasi wisata budaya. Batak Center sudah melakukan kunjungan ke 40 sekolah-sekolah di Kabupaten Toba. Mengajarkan moral dan perilaku, belajar aksara batak dan sastra batak seperti marturi-turian dll. Hal ini dungkapkan oleh Moderator yang juga Sekretaris Batak Center.
Dalam Sambutan Anggota DPRD Viktor Silaen, menyapa seluruh hadirin, ia menyambut baik acara ini untuk mensosialiasikan pemajuan kebudayaan sekaligus mendukung Program Kegiatan Gondang Naposo di Kecamatan Silaen dan Batak Center Kepada M. Tansiswo Siagian didaulat oleh Bapak Viktor Silaen untuk mengumpulkan seluruh peserta Festival Gondang Naposo. Budaya Batak perlu dilestarikan dan digali kembali. Kenapa hal ini dilakukan? Untuk mempertahankan identitas batak yang melekat pada orang batak.
Marga adalah salah satu identitas budaya batak. Kita harus menghargai identitas kita sebagai batak.
“Marga jangan pernah disingkat-singkat, jangan dihilangkan, itulah salah satu identitas batak yang tak akan hilang, dimanapun dirimu berada,” tutur Viktor Silaen dengan berapi-api.
Di Kecamatan Silaen memiliki situs budaya dan hikayat cerita rakyat yang cukup kaya. Ini harus dipromosikan, karena terkait dengan wisata sejarah, alam dan budaya. Masyarakat harus mendukung pemajuan budaya batak. Banyak hal yang masih perlu kita gali.
Terkait penyelamatan budaya, Viktor Silaen menjelaskan aturan panortoran gondang naposo, paradaton, nama-nama ulos, filosofi batak umpasa dan umpama yang kontekstual. Ia juga mengedepankan pembuatan nama-nama jalan atau ucapan selamat datang di Desa dengan menggunakan bahasa batak. Ini akan produktif meningkatkan jati diri batak. Harus disikapi dengan serius untuk menjaga budaya leluhur di daerah kita.
“Adik-adikku Remaja Silaen, kalian harus jadi petarung, harus mampu bersaing, kerjakan tugasmu dengan baik, gantungkan dan perjuangkan cita-citamu setinggi langit dan itu tidak datang begitu saja, harus bekerja keras, harus sukses. Mata Guru Roha Sisean,” ujar Viktor Silaen memotivasi para peserta sosialisasi.
“Ayo kita support pelaksanaan Festival Gondang Naposo di Desa Hutagaol Sihujur pada tanggal 13 Desember 2025, semua pihak harus mendukung penuh dan bekerjasama. Biar mida debata, somba marhula-hula, elek marboru dan manat mardongan tubu,” ujar Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara menutup sambutannya.
Narasumber Drs. M. Tansiswo Siagian memperkenalkan diri dan memulai sambutan dengan martarombo. Pada dasarnya orang batak itu pasti memiliki hubungan kedekatan (martutur).
Di Kabupaten Toba hanya 24% anak-anak penutur bahasa batak Toba. Perlu ditingkatkan dan anak-anak diajari aksara dan bahasa batak. Hal tersebut adalah salah satu yang terkikis sama dengan lainnya antara lain Cagar budaya, masakan khas, teknologi, tradisi lisan dan pengetahuan tradisional lainnya yang harus dilestarikan.
Mangandung (andung) adalah seni budaya tradisional batak untuk bercerita dengan intonasi yang mendayu-dayu. Itu harus dilestarikan. Disamping itu, kita memiliki turi-turian, dan kekayaan budaya lainnya yang harus diselamatkan. Kerajinan batak juga harus ditingkatkan dan digeluti kembali. Ada Jesral Tambun, Rico Panjaitan dll yang masih menggeluti seni ukir-ukiran batak (manggorga).
Pembuatan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara sangat diperlukan. Hal tersebut menjadi perhatian Bapak Viktor Silaen sehingga menggagas pembuatan Perda Pemajuan Budaya. Ia juga menginisiasi sosialisasi ke daerah-daerah.
Orangtua dituntut untuk mewariskan semangat dan nilai budaya kepada anak-anaknya. Berbagai macam cara dan langkah strategis harus dijalankan. Harus dilakukan inventarisasi. Perlu kesadaran kolektif dan kelak dapat menghasilkan benefit bagi masyarakat.
Adab, etika dan perilaku harus ditingkatkan generasi muda. Menghormati yang lebih tua juga harus tetap dipelihara.
“Mari kita rawat budaya dengan konsisten,” ungkap Tansiswo Siagian.
Ketua Batak Center Tua Pangaribuan mengucapkan terimakasih atas dukungan Viktor Silaen yang akan di selenggarakan di Desa Hutagaol Sihujur pada tanggal 13 Desember 2025. Diikuti oleh pemuda
-pemudi di Silaen dari 23 Desa se-Kecamatan Silaen. Seluruh peserta diharapkan untuk berpakaian batak lengkap. Tortor yang dibawakan harus tortor asli bukan tortor kreasi. Batak Center mengharapkan even Festival Gondang Naposo 2025 ini menjadi patron bagi pelaksanaan gondang naposo di Kecamatan Silaen.
“Dang tartuhuk sahalak pandingdingan, tampak na do rantos na, rim ni tahi ma gogo na,” ujar Tua Pangaribuan dengan harapan seluruh pihak harus berkolaborasi dan bekerjasama. Ketua Batak Center mendaulat Sekretaris Batak Center untuk menjelaskan tata laksana Festival Gondang Naposo yang diliput oleh berbagai media. Pihak Batak Center menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Pertemuan ditutup oleh Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Viktor Silaen seraya mengharapkan agar acara ini dapat menjadi kegiatan yang mampu membangkitkan semangat dan bermanfaat bagi semua pihak.(hp/a1/s)









